Fara Ain ayu mengenakan busana Muslimah berona putih mutiara; kain bersulam ringkas namun mampu membiaskan aura keanggunan dan kelembutan seorang bakal isteri
yang berdebar menantikan saat dinikahkan dengan Abang Zainal Fitri Ramli di masjid jam 11 pagi nanti...
Bilik pengantin memilih rona biji kundang masak lalu disuaipadankan dengan rona putih; demi meraikan sebuah peristiwa yang suci bersih sebuah ikatan yang bakal disimpulmatikan dalam sebuah pernikahan yang disahwalikan oleh bapa pengantin perempuan.Oh! Suatu pengalaman yang mendebarkan lagi mengharukan; hanya hati seorang ayah sahaja yang terlebih tersentuh dan terharu saat menikahkan anak perempuannya untuk diserahjanjikan kepada anak menantunya; untuk meneruskan tugas pembelaan dan tanggungjawab mendidik terhadap anak perempuannya...air mata syahdu bergenang di lopak mata;hati pula menahan sebak yang teramat ...
Sirih junjung pelengkap hantaran yang memilih rona ungu sebagai alas paha dan ceper tembaga Tok Ah; sirih junjung ditemani pinang berkelopak bunga; gambir direkahias berbentuk kuntuman seri di rimbuni Seri Pagi; kapur dibentuk kuntuman ros; dan dilengkapi bunga cengkih menyegar mulut. Meskipun topan barat melanda namun adat lama masih diamalkan penuh bergaya...
Zainal Fitri arjuna sanjungan Fara Ain; segak berbaju Melayu cekak musang bersampin songket hitam bersulam benang perak; dalam debaran menanti saat dinikahkan masih mampu melemparkan senyuman payau di atas kasur ungu sambil disambar klikan lensa yang bertalu-talu...
Fara Ain didukkan di atas kasur berona ungu sambil tidak lokek memberikan pos dan senyuman yang manis tanpa gula. Ai! bahagianya rasa...
Pegawai pejabat agama merangkap imam masjid cekap mengendalikan majlis; sempat menasihati bakal suami (dan suami yang hadir); melunaskan tanggungjawab pejabat agama dan menyaksikan serta mengunjukajar wali menikahkan pasangan pengantin.
Alhamdullilah semuanya berjalan lancar dan dalam suasana yang selesa dan bermakna...
Pengantin dinikahkan ayahanda Fara yakni Zainol Abidin yang disaksikan oleh ninda, Jalaludin Idris dan bapa saudara, Ainol Hasanal dan lain-lain. Suasana hening sejeda saat lafaz pertama tersekat kerna wali dilanda deburan sebak; ya lah 25 tahun membesarkan anak perempuan dengan penuh jerih dan cerita; hari ini baton tanggungjawab itu bakal diserahkan kepada bakal menantunya; saya dan imam sempat menenangkannya; nyaris tidak terburai air mata yang terempang paksa selama ini. Suatu pengalaman yang menginsafkan dan mengujakan bagi saya kerna saya pun mempunyai 2 orang puteri...
Ciuman hormat dan taat seorang isteri; maka pimpini dan sayangilah
dia wahai suami!
Mari bergambar! Mak Teh Hanzia, Batrisyia, Pak Teh dan Amira.
Tahniah!
No comments:
Post a Comment