Bila Tun Mahathir Undur Diri
Cangkir politik berkocak hebat
Tumpahan tinta semarak jiwa
Pohon ketuanan direntap taufan
Pawana perubahan dan protes bersialang
Nakhoda tempang masih menongkah lautan pawaka
Konon tanggungjawab harus digalas
Kerna amanah butuh diangkat
Rencana disusun belum terlaksana
Bukan saatnya membelakangi rakyat
Mungkin menagal amukan Jebat
Darah terpalit di tampuk keris
Malu bertamu di jumantara senja
Siapa pihak yang beruntungan
Siapa pihak yang kerugian
Ini bukan kerja mainan
Usah mengeluh mengelak membalas
Beri laluan jalan teratas
Ilham Ainol
20 Mei 2008
Cangkir politik berkocak hebat
Tumpahan tinta semarak jiwa
Pohon ketuanan direntap taufan
Pawana perubahan dan protes bersialang
Nakhoda tempang masih menongkah lautan pawaka
Konon tanggungjawab harus digalas
Kerna amanah butuh diangkat
Rencana disusun belum terlaksana
Bukan saatnya membelakangi rakyat
Mungkin menagal amukan Jebat
Darah terpalit di tampuk keris
Malu bertamu di jumantara senja
Siapa pihak yang beruntungan
Siapa pihak yang kerugian
Ini bukan kerja mainan
Usah mengeluh mengelak membalas
Beri laluan jalan teratas
Ilham Ainol
20 Mei 2008
*intai-intailah puisi ini di maya siber di alamat www.esastera.com
No comments:
Post a Comment