Tuesday, January 6, 2009

kucing hitam di tikungan lorong belakang itu









selimut malam rabak bergulir merenyok bantal atma
gegebu kapas sirna berbaur hancing hanyir serdak dosa

semilir tajam menyuntik kejam denyut jantung
kesal menagih nikmat di penghujung jarum rentung

lirih menghitung laba dosa dipinggir sesal
sesekali terpelecok kaki sendu di terjal ketakwarasan
hingus bernanah peta jasad didakwati tujahan jarum celaka
berkudis jasad lesu senyuman dicalari gigi berjelaga

kupu-kupu malam cuba menggoda dengan senyuman ternoda
kasur lusuh digucuri peluh honar melata
demi kelangsungan hidup mencari sesuap dua

tersepak sebentuk manusia kaku dibungkusi akhbar lama
terpuruk jasad tak berdosa ke kelok lorong diratahi berengga
belum sempat nafas dihela sudah dipersia selamanya

terpempan menyaksikan pertempuran silang parang adegan kejaran
lelaki sasa bergelang berantai perak menghayun parang menetak lawan
demi secekak upti perlindungan yang culas dilunas
akhirnya dimuktamadi oleh kekerasan dan kekejaman buas

tetiba sepasang kaki durjana menghinggap perut menyenakkan
terkejut melengking segera menyelamatkan seurat nyawa ini
beredar namun masih berlegar di pura kelam menghitung hari

Ilham Ainol
Segamat, Johor
3 Jan 2009

1 comment:

nabila said...

Saya paling suka ilham laoshi yang ni.gbr pun creative sgt n unik.bahasa yang sgt halus n mengusik jiwa hati si pembaca.wah terlebih sudah...hehe